Momentum Covid19 membentuk kewaspadaan yang luar biasa pada
semua manusia dan kehidupannya. Yang pada awalnya dengan sesuka hati bergaul,
berkumpul, bercengkrama, bersilaturahmi, kini semua saling waspada hingga pada
level curiga. Semua takut akan tertempeli oleh sebuah mahluk kecil dengan nama
covid19 yang berpotensi mempercepat kematian. Sungguh luar biasa pengaruh dari
mahluk kecil itu, bahkan orang yang mengaku paling kuat pun kini bersikap
sangat waspada dengan keberadaannya.
Momentum covid19 membentuk sebuah tatanan sosial baru, dari
yang awalnya sangat mudah melakukan mobilitas sosial kini jangankan keluar
kota, keluar rumah saja sudah berpikir dua kali. Kalau keluar rumah saya
mungkin bertemu dan bahkan diikuti mahluk covid19 itu, kalau tidak keluar rumah
kemungkinan saya akan aman, lebih baik saya didalam rumah saja. Kira-kira demikian
yang ada dalam benak sebagian orang karena tidak berani keluar rumah.
Momentum covid19 membentuk sikap sangat waspada terhadap
memilih dan memilah makanan. Kebersihan dan kualitas menjadi lebih
diperhitungkan dalam memilih makan, tidak asal comot seperti biasanya, yang
entah itu apa yang masuk kedalam mulut dan perut yang penting enak dan lezat
urusan resiko kesehatan itu nomor sekian.
Momentum Covid19 membuat kumat salah satu sifat manusia yang
bernama kapok lombok. Sebelum adanya wabah mematikan berbuat kesana kemari
apapun diterjang, mau halal mau haram yang penting saya untung dan bisa makan,
persetan dengan aturan Tuhan karena Tuhan pun dianggap hanya ada saat
pengajian. Kini ketika ada virus mematikan ramai-ramai tobat dan mendekat
kepada-Nya mohon ampunan dan perlindungan. Bukan buruk atau baik yang saya
permasalahkan, tapi pantas dan tidakkah kita mendekat kepada-Nya hanya saat
kita dicekik kesulitan dan dihimpit keterbatasan ?
Momentum Covid19 membuat sebuah tata peredaran udara yang
sudah lama dirindukan, hari-hari dengan sedikit polusi, jalan raya dengan
sedikit sekali deru kendaraan sana-sini. Tanaman dipinggir-pinggir jalan
bernafas lega beberapa waktu terahir ini. Lapisan ozon membaik setelah sekian
lama menggunakan masker karena dipaksa bergumul dengan sekian banyak karbon
monoksida dan gas-gas lain yang menjadi polusi udara.
Momentum Covid19 memberikan berbagai macam pengaruh yang luar
biasa dalam tata kehidupan manusia. Coronavirus, sebuah mahluk kecil yang tidak
bisa dilihat oleh mata telanjang, ciptaan Allah Yang Maha Besar. Allah Maha
Besar yang menciptakan mahluk sekecil itu bisa menggegerkan seluruh manusia
didunia. Allaahu Akbar betapa Maha Besarnya Allah yang telah menciptakan
mahluk kecil untuk memberi peringatan kepada seluruh umat manusia didunia.
Bukan berarti Allah SWT kejam hendak menyiksa para mahluk-Nya
dibumi ini, hal ini justru karena wujud dari kasih dan saying-Nya yang tidak
terbatas kepada para mahluk-Nya. Dia mengingatkan kepada para hamba-Nya untuk
kembali kejalan yang benar. Kembali kejalan yang sesuai dengan ajaran agama,
yang dalam hal ini adalah agama Islam. Atau kalau bagi pemeluk agama selain
Islam, adanya Covid19 ini adalah salah satu wujud kasih sayang Tuhan untuk
menyeru manusia kembali ke ajaran luhur. Agama Budhi, agama yang mengagungkan
budhi pekerti, tata krama, unggah-ungguh terhadap siapa dan apapun yang
ada.
Tuhan telah berjanji untuk memberi siksaan kelak kepada para
hamba-Nya yang durhaka dineraka. Tapi tidak serta merta Dia memberikan siksa
itu, berkali-kali Tuhan memberikan kesempatan dan peringatan kepada para
hamba-Nya untuk kembali kejalan kebenaran. Hidup berdasarkan hati nurani yang
senantiasa mendapatkan intuisi dari Yang Maha Kuasa. Karena itulah jika kita
lihat ajaran para leluhur kita, tidak satupun dari kehidupan yang tidak dikomunikasikan
dulu kepada Sang Pencipta, ada selametan, ada bancakan, ada
ritual dll. Itu digunakan semata-mata untuk berkomunikasi dengan Yang Maha
Kuasa, agar apa yang dilakukan dibarengi dengan ridho dari-Nya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradaban manusia,
banyak yang melupakan itu. Mereka mengedepankan akalnya sendiri, bahkan
mengedepankan nafsu mengesampingkan hati nurani, apalagi ajaran-ajaran yang
suci. Covid19 dengan berbagai latar belakang yang membidani lahirnya, bagi
penulis adalah sebagai pengingat agar manusia kembali mengingat kepada Hyang
Widhi, Tuhan penguasa alam raya ini.
Komentar
Posting Komentar