Maha Besar Allah yang menciptakan
semua mahluk tanpa ada yang membawa manfaat.
Maha Besar Allah yang menciptakan
setiap mahluk tanpa ada satupun detail yang terlewat.
Maha Besar Allah yang menciptakan
setiap mahluk yang disangka lemah tapi sangat kuat.
Betapa setiap ciptaan Allah
seremeh apapun itu pasti membawa manfaat. Kadang yang dianggap remeh malah
sangat besar manfaatnya bagi kehidupan. Misalnya saja nyamuk, dalam al-Qur’an
Allah menyatakan bahwa Dia tidak malu membuat contoh seekor nyamuk. Tenyata
dengan adanya nyamuk, maka ada orang yang membuat pabrik obat nyamuk, lotion
anti nyamuk, raket listrik anti nyamuk, dll yang semua itu bernilai ekonomis,
sehingga bisa untuk menunjang kebutuhan ekonomi manusia.
Contohnya lagi rumput, rumput itu
kalau kata orang Jawa asor, artinya hina dan memang rumput itu
diinjak-injak orang dan binatang. Tapi tanpa rumput, binatang ternak yang
bernilai jual tidak bisa makan, kalau tidak makan mereka mati dan pemilikny
tidak bisa jualan. Pun kalau dihitung, harga rumput dengan binatang ternak
sebenarnya lebih mahal rumputnya. Saya dapat ilmu ini dari Gus Baha, via
online, seorang yang alim dan sangat disegani di jagat keilmuan Islam di
Indonesia. Beliau pernah mengatakan, “coba dihitung harga sapi itu berapa, 20
juta misalnya, lalu rumputnya yang untuk makan tiap hari berapa kalau dikasih
harga ? Anggaplah 20 ribu, kalau satu bulan 600 ribu, lah kalau setahun sudah 7 juta 200 ribu, tinggal mengalikan
saja.” Dari situ saya berpikir, itu baru rumput yang untuk pakan ternak, belum
lagi rumput yang bisa digunakan untuk mengobati macam-macam penyakit, sirih, kenikir,
simbukan, dan masih banyak lagi jenis rumput yang mempunyai banyak
manfaat.
Dua contoh nyamuk dan rumput
dengan seujung kuku pengetahuan dan pengalaman saya menjadi contoh ke-Maha
Besar-an Allah yang menguasai segalanya. Semua yang ada didunia ini dikehendaki
Allah untuk bisa ditundukkan manusia yang memang punya legalitas sebagai khalifah,
pemimpin pengganti Allah dimuka bumi. Cuman manusianya saja yang tidak mau
bersyukur, tidak mau matur nuwon, mursal terhadap semua fasilitas yang diberikan Allah.
Banyak sekali diantara manusia,
mungkin juga termasuk saya yang diberi duit banyak harta melimpah kurang
bersyukur dan enggan membantu sesama, ada pengamen baru lewat sudah sinis, ada
panitia tujuh belasan baru mengetuk pintu sudah pasang wajah sangar, dan masih
banyak lagi. Kecuali kalau ada maunya, kita ini luar biasa, bikin panggung
hiburan lalu bagi-bagi hadiah untuk menarik massa biar dikira orang baik dan
pantas untuk menjadi ini itu.
Yang diberi wajah yang cantik
yang tampan untuk sedekah berupa senyum saja sering enggan. Ketemu orang tidak
saling sapa, sebaliknya malah saling curiga. Kalau punya tambahan ilmu pengetahuan
sedikit saja dan diberi alat kekuasaan bernama podium dan microphone luar biasa
garangnya. Tidak memberikan pencerahan berupa pesan kedamaian dan keilmuan,
sebaliknya menakut-nakuti lawan bicaranya dengan fatwa dan keputusan yang
janggal dan menimbulkan kewas-wasan.
Wujud dari syukur bisa
dipraktikkan dengan terima kasih, mau nerima mau ngasih, ingin nerima
harus ngasih, jangan hanya mau nerima tanpa mau ngasih, karena
bagi orang yang mau ngasih pasti nerima lagi. Lalu apakah adanya
covid19 disyukuri dengan ngasih virusnya kesemua orang ?, heh sebuah
pertanyaan bodoh bin tolol yang keluar dari pikiran dangkal manusia koclok.
Cara besyukur, matur nuwon kepada
Allah dengan adanya covid19 mungkin dengan memahami dan berbagi pemahaman
dengan kesejukan serta kearifan bahwa semakin berat ujian manusia, semakin
tinggi juga derajatnya disisi Tuhan jika terus berjuang menghadapinya. Pun cara
menghadapinya tidak serta merta pasrah bongkokan atau pasrah total tanpa
usaha, tentu dengan usaha secara fisik dengan mencuci tangan , menggunakan
masker, physical distancing, dsb.
Cara yang lain adalah dengan
membantu sebisa mungkin terhadap seluruh orang yang dirangkul oleh covid19,
mungkin dengan do’a, dengan donasi melalui lembaga-lembaga sosial, membuat
masker dan mendistribusikannya baik secara cuma-cuma maupun dengan bandrol
harga, membuat PAD bagi yang punya kemampuan menjahit. Walaupun toh nantinya
PAD itu dijual dengan sejumlah harga, dengan niat membantu membuatkan sarana
penanganan covid19 itu insya Allah bernilai mulia dalam pandangan Sang
Pencipta.
Ada juga orang dengan kewaspadaan
yang tinggi tanpa keilmuan yang mapan dengan pongah menolak kehadiran
saudaranya yang menjadi pejuang dalam tugas kemanusiaan menjadi perawat pasien
covid19 untuk dikebumikan diwilayahnya. Sungguh keputusan yang sangat tidak
manusiawi, dia yang sudah rela mengorbankan nyawanya berdasarkan keilmuan yang
dimilikinya untuk para penyandang covid19 ditolak jasadnya untuk disemayamkan
ditanah kelahirannya. Apakah jika disemayamkan disatu pekuburan maka
jenazah-jenazah dikuburan sekitarnya akan tertular covid19 juga ?
Maha Besar Allah yang menciptakan
mahluk bernama covid19, yang entah bagaimana dia bisa muncul ke jagat raya ini
dan bisa menggegerkan seluruh manusia dari ujung Barat hingga ujung Timur.
Agaknya Allah dengan kasih sayang-Nya yang melebihi murka-Nya memberikan
covid19 sebagai sapaan kepada manusia, “Kalian jangan terlalu dekat dengan
manusia, kalian jangan terlalu dengan mereka yang mendekatimu saat mereka butuh
saja, dekatlah kepada-Ku, aku siap ada saat kamu susah maupun bahagia, dekatlah
kepada-Ku karena Aku yang memberimu susah dan bahagia, dekatlah kepada-Ku yang
kepada-Ku lah bersumber semua susah dan bahagia”. Kira-kira begitulah
pesan-Nya kepada manusia.
Hanya saja kembali lagi manusia
yang memang sudah berlebihan cinta kepada selain-Nya. Mengaku cinta kepada-Nya,
mengaku menjadikan kitab-Nya sebagai pedoman, mengaku menjadikan Nabi-Nya
sebagai panutan, dan banyak lagi pengakuan namun ternyata hanya sampah omong
kosong dan bualan. Bohong, ingkar janji, dan tidak menjalankan amanah, tiga cirri
kemunafikan yang sangat sering tidak terasa dilakukan manusia terhadap Tuhan.
Summun, bukmun, umyun fahum
laayarji’uun.
Tuli, bisu, dan buta lah sudah
manusia, mata hatinya buta, kejujurannya bisu, pendengarannya tidak selektif
dan tidak arif. Allah dengan keluasan cinta-Nya mengingatkan kembali manusia
akan kesalahan-kesalahannya, kalaupun dianggap covid19 adalah murka-Nya, maka
yang harus kita ingat adalah pertaubatan kita sebagai hamba akan dikabulkan-Nya
dalam kasih yang melebihi luas jagat raya.
Komentar
Posting Komentar